Selasa, 25 September 2012

CERPEN ISLAMI

DIA ADALAH IMAMKU

Perlahan mobil jazz berwarna silver memasuki area parkir. Si pengemudi berjilbab, anggun nan agamis wajah dan bodinya nas ketimuran, yang membedakan tatapan matanya yang taja, setiap kali melangkah pandanganya lurus kedepan, tetapi familier dan terbukti setiap kali berpapasan dengan sispapun terdengar ramahnya yang diiringi dengan senyuman kecil, dan tampak lesung pipit di pipinya. Dia adalah dr. Ienas Tsuroyya, seorang dokter muda yang usianya sekitar 24 tahun. Sudah satu tahun dia sudah buka praktik di klinik Barokah, yaitu klinik yang dikelola oleh yayasan Al hasaniyyah, sebuah yayasan yang bergerak dibidang pendidikan dan sosial yang didirikan oleh kakeknya. Bergegaslah dokter muda itu memasuki ruang praktik karena pasien yang antre sudah dua puluh lebih, itupun berdasarkan info suter jaganya satu jam yang lalu.
Sepintas dia melirik kursi pasien, yang rata-rata anak-anak dan wanita. Setiap kali melihat pasiennya dia teringat dengan pesan Abahnya disaat pertama kali menetukan pilihan kuliah. Oleh Abahnya dia dianjurkan bahkan setengah memaksa untuk ambil fakultas kedokteran. Hatinya menolak karena dia lebih senang ke sastra Inggris. Tapi sikap idealisnya mencair disaat Abahnya menyampaikan argumentasinya.
Abahnya berkata:” nduk cah ayu, sampean lihat satu kecamatan ini mulai dari dokternya sampai paramedis semuanya laki-laki. Padahal pasienya semua laki-laki bahkan didominasi oleh anak-anak dan wanita. Melihat fenomena ini apakah hati nuranimu tidak tersentuh? Dalam islam, mengemban amanat wanita jadi dokter di kecamatan ini hukumnya fardhu kifayah, nduk?”
Waktu itu dia sempat menyanggah: “ Kalau segera kolektif berarti tidak harus Ienas, Bah? Taksih katah priantun putri lintunipun engkang saget  ngemban tugas meniko” .
Abahnya menjawab : “iyo nduk sampean bener , tapi di antara mereka Abah menginginkan putri Abah yang mengembannya . Abah berharap putri Abah menjadi pengerak sosial seperti para Istri  Nabi, putri-putri Beliau dan para sahabat, itu alasan pertama” .
Alasan kedua, Dalam islam wanita tidak boleh berduaan dan menampak aurat pada laki-laki lain kecuali suaminya dan mahramnya. Jadi kondisi  daerah kita selama ini sudah darurat, ndok. Jangan biarkan kondisi ini berlarut-larut  dan yang penting kau niatkan kuliahmu nanti sebagai media ibadah, dan jadikan manusia yang sholeh ritual dan sholeh sosial .
Akhirnya dia luluh juga , darah pejuang yang mengalir dari nenek moyangnya  terpanggil untuk memenuhi tugas sosial tersebut, meski awalnya dia meragu , terngiang The Right Man On The Right Place Atau kata para Ustadz  : كل ميسر لما خلق له yang artinya kondisi ideal adalah orang yang punya kompetensi dan mendapatkan job yang sesuai dalam bidangnya. Bukankah selama ini kompetensinya di bahasa inggris ? 
Well, tapi apa salahnya menggali potensi lain, skala prioritas hidup, hitung-hitung berbakti kepada orang tuanya.
Lima tahun kemudian ia merasakan dan membenarkan petuah-petuah Abahnya, terbukti setiap hari pasienya tidak kurang dari 60 orang. Kebijakan Yayasan untuk tidak mengkomersilkan klinik tersebut betul-betul mendapat respon positif oleh masyarakat sekitar, bahkan sampai lintas kecamatan. Dia sendiri merasa enjoy dan menikmati Profesinya meskipun mendapat pofit yang hanya cukup untuk biaya hidup. Memang Allah Maha Adil dan Maha benar Firmannya, dia teringat Ayat yang sering dibaca Abahnya setiap kali mentarbiyah anak-anaknya :
وَمَنْ يَتَّقِ الله يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ  مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ 
Artinya : Siapapun bertaqwa kepada Allah, niscaya akan membukakan jalan keluar baginya dan melimpahkan rizeki  dari arah yang tidak di sangka-sangkanya.
 Terbukti meskipun dari klinik Barokah dia hanya mendapatkan profit yang sedikit, tetapi dia mendapat keuntungan yang luar biasa, dari Rumah Sakit yang dia dirikan bersama tiga temannya sewaktu masih kuliah semester Lima.  Bahkan disamping Owner Dia dipercaya menjadi direktur di RS. IBNU SINA (Nama rumah sakit yang didirikan bersama teman-temanya).
Tidak terasa jam dinding menunjukkan pukul 09.00 yang Artinya dia harus melihat agenda hari ini. Setelah membuka gadgetnya dia bersyukur sebab agenda Hari ini tidak terlalu padat. Hanya nanti sore jam lima dia mengagedakan bertemu dengan Dr. Haris, SPA. Terkait akan membuka poliklinik anak di RS. IBNU SINA. Seorang dokter muda tampan, berperangai halus, santun  dan lulusan dari Universitas Bonafit dengan predikat Cumlaude. Sebuah reputasi dan prestasi yang luar biasa dan hanya dimiliki oleh sebagian kecil Anak Negeri ini. Yang membuatnya tersanjung sebagai perempuan.
Seminggu yang lalu Dr. Haris, SPA memberikan CV (curriculum Vitae) kepadanya, untuk diperkenankan menjadi pendamping hidupnya. Dia sendiri sampai hari ini belum memberikan jawaban atas lamaran tersebut, sebab dia harus eksra hati-hati untuk memutuskan ke jenjang pernikahan, apalagi dia adalah tipe perempuan yang Prefeksionis. Tetapi dia juga tidak bisa memungkiri ada sebagian kriteria yang menjadi syarat pendampingnya kelak pada diri Dr. Haris diantaranya Sabar, kalem dan terlihat protektif.
Dan kegalauan hatinya bisa dibaca Abahnya, terbukti suatu ketika beliau berkata: “ Ienas, abah juga punya calon, barangkali bisa kau jadikan pertimbangan, anaknya lulusan ma’had Aly. Insya Allah bisalah menjadi Imam  di dalam keluarga”.
Waktu itu dia sempat jawab seenaknya : iiih Abah Ini kenapa sih ? gak ada hujan gak ada badai kok tiba-tiba mengayunkan calon untuk Ienas , sudah gitu lulusan pesantren , mana cocok dg Ienas bah?
dalam hatinya dia agak tidak berkenan dengan latar belakang calon yang di ajukan oleh Abahnya. Bagaimana tidak? dia yang sejak kecil dididik di lingkungan akademik berbasis umum , meskipun Abah dan Uminya  back groundnya dari pesantren , belum lagi image yang terbangun terbangun tentang pesantren , tradisionalis dan seabrek ungkapan yang berujung ketidaknyamanan pada pesantren?
Abah menimpali : “Nduk ! Abah  ini sudah kenyang asin dan pahitnya kehidupan, jadi Abah bisa membaca kegalauanmu ini. Dan yang perlu menjadi catatan,  Abah hanya memberi alternatif pilihan calon menantu , tidak ada kata paksaan” . Tp ingat diantara kriteria subyektif itu , anjuran Nabi : pilihah yang kuat agamanya .
Dr. Ienas kalau sudah berhadapan dengan Abahnya, seakan-akan kehabisan kata-kata. Setiap argumentasi yang di sampekan oleg Abahnya itu memang benar adanya, bagaimana tidak ?
Untuk soal perjodohan , meskipun Beliau punya calon , tapi penyampaianya lugas dan  yang penting tidak ada unsur paksaan .
Tidak terasa bibirnya bertahmid kepada Allah atas kenikmatan  yang diberikan  termasuk hidup di tengah-tengah keluarga yang agamis dan Ortu yang menyayanginya.
Ditengah-tengah pikiranya berkecamuk, tiba-tiba HP nya berdering setelah di lihat , ternyata dari haris
Haris         : Assalamu alaiakaum..
Ienas         : Waalaikum salam
Haris         : gimana Dokter Ienas, nanti sore bisa ketemu ?
Ienas         : ya Insya Alah , kita bertemu di kantor aja, Dok! , sekalian dihadiri owner yang lain,   kira-kira  jam 4 sore .
Haris         : OK , tapi klau di perkenan kan , bisa gak kita bertemu 4 mata saja, sekalian membicarakan urusan kita,  bagaimana?
Ienas     : maaf ya dok , dalam hal ini kita harus profesional, Kita bedakan urusan pribadi dan urusan kantor.
 (sebetulnya jawaban ini bagian upaya dia menghindari supaya tidak membicarakan lamaran Dr. haris, disamping berduwan juga tidak boleh, karena Dia belum punya jawaban atas lamaran tersebut ) .
Ketika menegok jam tanganya , tidak terasa pukul  11.00 , dia bergegas keluar dan membawa mobilnya ke bengkel yang baru saja dilaunching , tepatnya di jalan H . syakur . Sudah saatnya mobil jazz kesayanganya untuk tune up , ganti oli dan spooring blancing .
Baru saja dia memarkir mobilnya dia sudah di jemput lelaki muda yang berkopyah perihal apa yang di keluhkan atas mobilnya , setelah mencatat semua keluhan dan mengulangi lagi , satu persatu, dengan ramah lelaki itu berkata: “silahkan anda menunggu di ruangan tunggu dan menikmati sedikit fasilitas yang kami sediakan”
akhirnya dia mendapatkan tempat duduk yang berdekatan dengan tempat sevis mobilnya. Ruanganya ber AC ada kue kecil, kopi, the atau minuman dingin.
Sejak awal kedatangannya dia merasakan manajemen bengkel ini Profesional dan islami di dinding ditempeli Nama-nama Allah dan terdapat slogan : “Melayani Pelanggan Kemuliaan kami”
Tidak sengaja, matanya tertumbuk pada pemuda yang melayaninya tadi, ia sibuk mengecek satu persatu hasil servis karyawan dan yang aneh dia memakai kopyah yang umumnya tidak lazim untuk jenis pekerjaan ini. Dia sempat membatin jabatanya di bengkel ini apa? kalau montir sepertinya tidak, kalau karyawan terlalu berwibawa untuk seorang karyawan. Masak dia manager atau bahkan ownernya? Ooo  Sepertinya tidak??
Baru saja dia mau menebak jabatan pemuda tadi, tiba-tiba pemuda tersebut memanggil namanya dan memberitahu bahwa sevisnya sudah selesai dan diberi garansi dua minggu serta dapat discount 15 %.
Setelah membayar di kasir, pemuda tadi menyapa : Terimakasih atas kepercayaanya, meskipun bukan yang terbaik, tetapi Insya Allah kami kami berusaha menjadi yang terbaik.
Dia benar-benar terpukau dengan sapaan pemuda tadi, artinya baru kali ini bahasa marketing disisipi kalimat Insya Allah. Padahal seorang marketer harus menggunakan bahasa yantg meyakinkan dan tidak boleh ada kata ragu. Sementara asumsi Masyarakat kalimat Insya Allah terkonotasikan ketidak pastian. Orang jawa mengatakan Insya Allahnya Modin.

*************
Di pagi yang cerah Dr. Ienas memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, sambil mempersiapkan argumentasi untuk Seminar nanti. Pagi ini ia diundang sebagai pemakalah di Semibar yang diadakan oleh pihak managemen RS. IBNU SINA dengan topik “Khitan dalam prespektif Islam dan Medis”
Dengan nara sumber dia sendiri dan dari tokoh Agama yang tertera dalam Undangan adalah Ust. Labib Naufal An-Naquib. Hampir seminggu lebih dia mencari beberapa referensi yang akhirnya dia menyimpulkan bahwa Khitan melanggar HAM, sengaja dia mengambil kesimpulan yang melawan arus keyakinan publik terutama Masyarakat yang Agamis, hitung-hitung pembelajaran kepada publik sejauh mana pemahaman mereka tentang Agamanya dan mampu mempertahankan keyakinannya dengan pembelaan yang Argumentatif dan Rasional, juga ingin mengukur sejauh mana pembelaan Ust.Naquib perihal Khitan. Sekali lagi  Dr. Ienas Tsuroyya bukanlah kelompok Emansipasi wanita yang menolak keberadaan Khitan.
Ketika sampai di tempat parkir, ia langsung menuju ke lokasi Seminar mengingat terlambat 20 menit, oleh Panitia dia langsung dibawa ke tempat duduknya Nara Sumber, tetapi alngkah terkejutnya ketika meihat pemuda yang duduk disamping moderator. Bukankah dia pemuda berpeci wktu menyerviskan mobilnya. Belum sempat menduga-duga !!
Moderator langsung memulai acara tersebut. Setelah membacakan acara demi acara
Dan menjelaskn riwayat pendidikan masing-masing tutor, tibalah giliran ustadz muda itu untuk mempresentasikan makalah itu. Menyimak dari riwayat pendidikannya itu dia mulai jenjang ulya sampai ma’had aly dihabiskan di Pesantren. Dia jadi teringat Abahnya yang lulusan ma’had Aly, tanpa disadari Dia senyum-senyum simpul.
Ustadz muda itu mulai berjalan ke Podium dan terdengar suara riuk memberikan Applous, terutama dari Ibu-Ibu dan Para Gadis remaja. Hatinya sempat mendongkol, inilah budaya Norak yang ditradisikan secara turun temurun. Bagaimana tidak ??
Si Ustadz belum presentasi tapi sudah dapat simpati dari kalangan hawa, pasti penyebabnya ketampanan Ustadz muda itu.
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Peserta seminar yang diberkati Allah, Hitan terdefinisikan sesuai jenis kelamin. Untuk Pria memotong kulit yang menutupi Penis. Sedangkan Wanita memotong sebagian klitoris.
Dalam buku Every Man’s Encyclopedia disebutkan bahwa : Hitan menjadi ritual yang tertradisikan sejak Nabi Ibrahim, Orang-orang yahudi, Nashroni, Suku Aztess pada periode Fir’aun, bahkan suku Aborigin di Australia, bahkan juga dalam naskah Injil Barnab disebutkan : Seekor Anjing lebih mulia daripada lelaki yang tidak hitan.
Kedudukan Hitan menurut mayoritas Ulama’ hukumnya wajib kecuali Imam Abu Hanifah berpendapat hukumnya sunnah.
Nabi bersabda : Ada lima hal yang menjadikan fitroh yaitu : Hitan, memotong bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, membersihkan bulu ketiak
(H.R. Bukhori dan Muslim).
Dalam Jurnal medis “New England Jurnal Of Medicine” Edisi Mei 1990 : “Hitan merupakan upaya untuk menghindari berbagai penyakit seperti kanker service, untuk wanita herpesi, Phimosisi, dll. Bahkan ikatan Dokter di kalifornia pada tahun 1988 sepakat bahwa Hitan merupakan media untuk mensterilkan dari berbagai penyakit. Filosofi hitan sendiri adalah : upaya membersihkan dari aspek jasmani untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yang tentunya sebagai penyeimbang atas penyucian rohani”.
Dr. Ienas menyimak dengan serius presentasi ustadz muda itu, tidak tidak menyangka argumentasi yang dipaparkan begitu actual dan akurat dalilnya. Bahkan yang membuat dia kagum rang yang basicnya pesantren dengan fasih menyampaikan data-data ilmiah tentang kedokteran dan penalaran hitan dari fakta empiris.
Tak terasa sesi berikutnya saatnya dia mempresentasikan makalahnya…….
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Peserta Seminar yang berbahagia, setelah menyimak pemaparan Bapak Ustadz tadi saya tergerak untuk menyampaikan pendapat yang berbeda (second Opinion), dimana menurut saya Hitan baik pada laki-laki atau perempuan tidak wajib. Saya cenderung dengan pendapat Abu Hanifah terbukti ada Hadits :
الختان سنة للرجال ومكرمة للنساء رواه أحمد
Yang kurang lebihnya begini : Hitan Sunnah bagi laki-laki dan Kemulyaan bagi perempuan. Satu hal lagi yang perlu dipertegas, praktek Hitan melanggar HAM, karena yang dihitan akan merasakan kesakitan (ada unsure melukai orang lain) pula.
Secara Empiris banyak wanita setelah dihitan menjadi frigid (dingin terhadap pasangannya). Demikian yang dapat saya sampaikan.
Dia sengaja menyorot dari sisi keagamaan untuk member catatan opini yang disapaikan oleh Ustadz tadi.
Selajutnya moderator memandu sesi Tanya jawab diantara penanya  adalah Dr. Haris, S.P.A yang diajukan kepada Nara sumber.
Hitan kalau tidak berdampak negative diantaranya frigid kenapa Islam mensyari’atkannya ?
Pertanyaan Dr. Haris jelas memberikan dukungan kepadanya dan tampaklah kalau dia mengekspresikan rasa cinta kasih padanya.
Jurnal Medis yang disampaikan oleh  Tutor Perkembangan ilmu kedokteran sangat dinamis dan belum final.
Moderator memberikan kesempatan kepadanya untuk menanggapi.
Apa yang dikatakan Dr. haris benar , makanya melihat problematika hitan saya lebih sepakat hukumnya sunnah. Meskipun saya sendiri juga bimbang, apakah sunnah termasuk disyari’atkan? Bahkan menurut saya kalau nantinya ada data-data ilmiah yang lebih akurat dan menyatakan bahwa hitan dampak negatifnya lebih dominan, maka hitan harus dilarang. Sekian terima kasih.
Berikutnya Ustadz Naquib menanggapi :
“Kekhawatiran frigid itu kasuistik dan dalam ushul fiqih dinamakan Wahm (sesuatu yang tidak jelas), dimana wahm tidak bisa membatalkan status hukum. Perlu saya perjelas, bahwa hukum sunnah itu termasuk bagian dari Syari’at.Nabi memberi arahan pada Ummu Athiyyah (Wanita yang berprofesi Tukang hitan wanita) :
“Jika engkau menghitan ambil sedikit dagingnya dan jangan berlebihan”.
Dan Sabda Nabi ini sebagi prosedur hitan yang harus dilakukan, sebab jika berlebihan maka berakibat fatal, sedangkan jika sebaliknya maka libido perempuan akan tidak terkontrol dan liar.
Kedua : Apakah Hitan melanggar HAM ?
Menuru Saya HAM itu Produk hukum manusia yang subyektifitasnya lebih dominan. Sedangkan Islam adalah Produk Agama samawi yang diciptakan oleh Allah SWT .
Jadi kalau boleh saya pertegas Prosuk Islam tidak bisa distandarisasi dengan HAM.
Terbukti Al-Qur’an memberlakukan hukum Qishos, Had, potong tangan, dll.
Kesimpulannya : Saya tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan Hitan itu merugikan dan harus dilarang.
Ketiga : Perkembangan Ilmu Medis Dinamis.  Jawabannya sama dengan point kedua dan saya ingin menyampaikan pengalaman Seorang Direktur RS. Militer di Washington yaitu Prof. TE. Wiswels pada tahun 1975, : saya termasuk orang yang gigih menentang adanya praktek hitan, tetapi setelah tujuh tahun saya merekomendasikan hitan kepada siapapun baik Muslim atau non mUslim, karena Hasil riset pada suatu kesimpulan, hitan adalah media untuk mensterilkan alat kelamin dan berbagai macam penyakit.
Akhirnya acara ditutup, dilanjutkan makan bersama tetapi Ustadz Naquib berpamitan karena ada acara. Dan disaat berpapasan dengannya ia berkata : “Saya tunggu kunjungannya di Bengkel dan terima kasih atas kepercayaannya.
Dalam hatinya berkata : “Sungguh pemuda yang luar biasa, smart dan visioner”.
Mala mini Dr. Ienas tengah menikmati secangkir kopi di Coffe Shop disebuah Mall. Dia menghibur dirinya atas peristiwa memalukan yang dialami tadi sre. Tiba-tiba ada wanita cantik mendatanginya di kantor, ia marah-marah dan menuduhnya sebagai wanita jalang yang merebut tunangan orang lain, dan ternyata perempuan cantik itu adalah pacarnya Dr. Haris.
Betapa malunya dia sampai tidak ada muka untuk bertatap muka dengan seluruh karyawan di RS.
Bagaimana tidak, Direktur mereka ternyata orang yang merebut pacar orang. Predikat yang memalukan.
Makanya dia dari kantor tidak langsung pulang tetapi langsung ke Mall langganannya, ditengah kegalauannya, Abahnya menelpon : Nduk Ienas sampean dimana? Jam segini kok belum pulang ?
Ienas : Saya di mall, Abah!. Mencari baju untu acar minggu depan.
(dia berfikir apakah Abah tahu kejadian di Kantor tadi sore?)
Abah    : Nduk bagaimana dengan jago abah? Cocok gak?
Ienas     : yang mana, Bah!? Anak pesantren itu ? sudahlah bah, jangan menambahi pikiran Ienas yang lagi pusing.
Abah    : Mana ada Abah yang membuat anak gadisnya pusing? Itu lho, Ndok! Lamaran Ustadz Naquib.?
Ienas    : Lamaran Ustadz Naquib?
Abah    : sudahlah, Nduk! Cepatlah pulang nati saya jelaskan di Rumah.
Selam perjalanan pulang, pikiran Dr. Ienas berkecamuk. Bagiamana tidak ?
Ada Pria melamarnya, Dia tidak tahu. O.. Pengecut !!!. yang membuat Ia penasaran namanya Ust. Naquib…… Siapakah Dia ???
Apakah Ust. Naquib yang jenius kemarin ? tapi kalau Dia kok ekspresinya kok datar-datar saja, bahkan cenderung tidaka ada ketertarikan sama dia. Kalau seaindainya benar dia…….
(Semakin berdetak saja degup jantungnya).
Sesampainya di halaman Rumah, Abah dan Uminya sudah menantinya di Serambi depan.Setelah mencium tangan Abah dan Uminya, rasa penasaran ditumpahkan kepada Abahnya, tapi dengan arif dan tenang Abahnya menjelaskan :
Nduk!, sudah tiga bulan yang lalu Ustadz Naquib melamar dirimu lewat Abah. Dan tiga hari yang lalu menyerahkan CVnya untuk kamu pertimbangkan. Beliau adalah Ustadz muda yang menjadi Nara Sumber kemarin bersama sampean.
Dr. Ienas menimpal : O… Jadi Ustadz muda pekerja bengkel itu, ya Bah!? Dasar pengecut !!!
Abah    : Jangan begitu Nduk!, pelajari CVnya dulu, nanti malam dia akan kesini bersama keluarganya. Nah persiapkan dirimu, Nduk!.
Malam yang dinantikan telah tiba, satu mobil sedan berisi empat orang, Si Ustadz, Abah, Uminya serta kakeknya. Setelah ramah tamah selesai Ustadz Muda itu minta izin untuk berduaan empat mata dengan Dr. Ienas di Ruang depan.
Begitu sampai di Ruang depan Dr. Ienas memberondong dengan beberapa pertanyaan.
Dr. Ienas    : Mengapa anda yang berilmu, menjadi seorang pengecut yaitu melamar saya tanpa memberitahu saya?
Ust. Naquib    : Dr. Ienas, dalam Islam melamar wanita itu melalui orang tuanya, jadi moohon maaf kalau anda salah persepsi.
Dr. Ienas    : Apa dasar pemikiran anda melamar saya? Apakah ada motivasi tertentu ?
Ust. Naquib    : Jelas ada motivasinya, pertama saya ingin menyempurnakan agama saya dengan menikah. Kedua : Anda saya anggap memenuhi criteria seorang istri dalam criteria Islam, agamis dan dari keluarga agamis.
Dr. Ienas    : Apa mungkin pertimbangan anda, karena Saya seorang wanita karir, berprofesi sebagai Dokter dan sudah mapan?
Ust. Naquib    : Prinsip saya sebagaimana wejangan Nabi, carilah yang agamis, adapun karir, jabatn, materi tidak dalam agenda saya. Insya Allah dengan pekerjaan saya sekarang, saya mampu menafkahi keluarga.
Dr. Ienas    : “Hanya bekerja di bengkel, Anda yakin mampu menghidupi seorang Istri yang berprofesi sebagai Manager dan Dokter?”

Ust. Naquib    : “Bukankah Nabi mampu menafkahi Miliader Makkah saat itu, yaitu Siti Khodijah asalkan hati, pikiran, poola hidup kita berdua dipersatukan Islam, Insya Allah. ما في المشكلة؟”
Dr. Ienas    : “apa itu ما في المشكلة”
Ust. Naquib    : “No problem dalam bahasa anda”.
Ma’af bagaimana respon anda perikhal CV yang saya ajukan?
Dr. Ienas    : “pertanyaan balik, antara ya dan tidak. Bagaiman sikap anda diantara salah satu pilihan?”
Ust. Naquib    : “Jika diterima Saya ucapkan Al-Hamdulillah, dan jika tidak, saya tetap akan berhamdalah. Bagimanapun juga Allah ttelah member kesempatan untuk bersapa dengan anda”.
Dr. Ienas    : Ok, kalau anda yakin dengan pilihan anda, cepatlah sampaikan pada Abahku !!
Ust. Naquib : jadi anda menerima saya?
 Dengan tersipu malu dia berkata : “apakah perasaanku harus terlegalkan secara verbal?”.
Akhirnya kedua menikah dan membina keluarga sakinah dan Dr. Ienas baru saja tahu kalau suaminya seorang Interprenatur Muda yang membawahi beberapa perusahaan dan yang penting sebagian hartanya untuk perjuangan Islam.

Sendang, 27 Romadhon 1433 H
   16 Agustus 2012
Ditulis oleh Abu Nawwaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar